`
Welcome
Demak Tuan Rumah Mahrojan Wali Se-Nusantara
Demak – Perhelatan bergengsi Mahrojan (Festival) Wali-wali Jawi untuk kali pertama akan digelar di Kabupaten Demak pada 22 Februari mendatang. Pertemuan pemangku-pemangku makam aulia se-Nusantara itu dimeriahkan kirab budaya, mujahadah dan pagelaran wayang kulit. Bupati Moh Dachirin Said mengatakan, dipilihnya Demak sebagai tuan rumah menjadi kehormatan besar. Momentum tersebut tentu tidak akan disia-siakan masyarakat Kota Wali.
’’Demak sebagai sumber kesejahteraan harus diangkat, apalagi di sini terdapat jejak peninggalan Sunan Kalijaga,’’ ujarnya, saat konferensi pers di halaman Masjid Agung Demak, baru-baru ini.
Turut hadir pada acara itu Sholihan (Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Walisongo), Muh Dian NafiĆ (Wakil Rois Syuriah PWNU Jateng), Jadul Maulana (Pengurus MajmaĆ Buhuts An Nahdliyyah) dan Hamdani (Ketua Perhimpunan Pemangku Makam Aulia). Adapun gagasan kegiatan ini tercetus dari KH AMustofa Bisri (Gus Mus).
Keprihatinan terhadap situasi bangsa pasca reformasi, mendorong munculnya gagasan untuk kembali mengangkat kearifan walisongo sebagai suri teladan.
Menurut Jadul Maulana, walisongo merupakan salah satu kisah keberhasilan humanisasi di Nusantara. Para wali tersebut sudah mencapai kearifan total, tidak hanya aspek lahiriah tapi juga batiniah. Dasar pondasi yang kuat ini bisa dilihat kearifan lokal peninggalan walisongo.
’’Walisongo jugalah yang meletakkan dasar-dasar kemasyarakatan Indonesia. Hari ini kita menikmati perjuangan para Wali, sehingga kita bisa beribadah dengan tenang, mengetahui baik dan buruk dan tahu caranya melaksanakan sholat dan lain-lain ibadah,’’tuturnya Sementara itu, Hamdani menyampaikan kegiatan tersebut nantinya dibuka dengan sarasehan alim ulama dan tokoh masyarakat.
Sarasehan bertema ’’Dari Peradaban Islam Nusantara Menuju Masa Depan Indonesia’’ akan dihadiri Emha Ainun Najib (budayawan), Agus Sunyoto (sejarawan) dan Katjung Marijan (Dirjen Kebudayaan).
Selanjutnya, kirab budaya digelar pada pukul 13.30-17.00 dengan rute mengambil start depan Kantor Perpustakaan dan Arsip menuju Tugu Belimbing Pasar Bintoro.
Malam harinya dilanjutkan mujahadah dan pagelaran seni budaya. ’’Pementasan wayang kulit akan menghadirkan dalang Ki Enthus Susmono yang kini menjabat Bupati Tegal’’, tukasnya. *(Humas Demak–NDR)
SAVE UPK !
PERJUANGAN UPK MENOLAK ERATA
Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Evaluasi PNPM Pedesaan dan Jambore UPT tingkat Jawa Tengah di Pagelaran Keraton Solo diwarnai aksi demo, Selasa (27/11/2012) siang. Aksi tersebut berlangsung setelah sambutan dari panitia dan pembukaan secara resmi oleh Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Dalam Negeri.
Ratusan demonstran yang merupakan pengurus Unit Pengelola Kegiatan (UPK) pada masing-masing kecamatan berteriak dengan bantuan alat pengeras suara. Secara bergantian, demonstran menuntut penghapusan erata (draft) Petunjuk Teknis Operasional (PTO) X No 4 tentang masa kerja pengurus UPK. Dalam draft yang dibuat oleh Nasional Manajemen Consultan (NMC) tersebut tertulis bahwa masa kerja pengurus inti adalah dua kali periode jabatan dengan rincian satu periode jabatan adalah 36 bulan. Sedangkan masa kerja pengurus fungsional yakni dua kali periode dengan rincian satu periode jabatan selama 24 bulan.
Dalam aksinya, massa yang mengenakan seragam UPK mengikatkan pita hitam di kepala mereka bertuliskan Save UPK. Mereka menolak Erata (Draf) Petunjuk Teknis Operasional (PTO) X yang mengatur masa kerja UPK maksimal dua kali periode. “Kami jelas menolak pembatasan masa kerja UPK yang hanya maksimal enam tahun. Sebagian dari kami telah bekerja lebih dari 10 tahun. Jika erata PTO X No 4 diterapkan, maka ada berapa ribu orang yang bakal out kerja. Tuntutan kami hapus erata PTO X No 4. Kami minta dikembali pada draf sebelumnya,” ujar koordinator aksi perwakilam UPK Indonesia, Iwan Setiawan, kepada wartawan.
Iwan menjelaskan dalam draft atau aturan sebelumnya tertulis bahwa masa kerja pengurus UPK berlangsung sampai umur 56 tahun. Dia menjelaskan batasan umur itu tidak diterapkan apabila pelanggaran yang dilakukan UPK. “Tetap akan dievaluasi tiap tahunnya. Namun hak kami jangan dipenggal di tengah jalan,” terang Iwan.
Para Demonstran mengharap perwakilan Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa Kemendagri, Tarmizi A Karim menemui mereka. Setelah melalui negosiasi yang alot, Tarmizi A Karim menemui pendemo. “Kami akan pertemukan perwakilan UPK dengan pihak NMC selaku pembuat Erata (draft) Petunjuk Teknis Organisasi (PTO) X,” jelas Tarmizi kepada ratusan demonstran.
Tarmizi menjelaskan pihaknya siap menjadi mediator atas pembuatan erata yang dibuat secara sepihak tersebut. Menurutnya, pembuatan erata tidak melibatkan pengurus UPK. “Konsep dari NMC memang keputusan sepihak. Namun jangan bingung, saya siap membantu memerjuangkan hak-hak kalian semua. Saya minta rekan-rekan UPK tidak putus asa. Silakan nanti dirumuskan baik-baik dengan NMC. Saya siap memfasilitasi,” tegas Tarmizi.
Demikian diberitakan dari solopos.com
PERNYATAAN
SIKAP PENGURUS UPK JAWA TENGAH
TERKAIT DRAFT ERATA PTO X OLEH NMC
Kami Pengurus UPK se-Jawa tengah Menyatakan :
1. Menolak Draf Erata PTO X baik tentang isinya maupun caranya, yang disusun dan
dipaksakan oleh NMC, Bank Dunia dan
Pihak – pihak yang mengusungnya.
2. UPK bukan Lembaga Politik yang
pengurusnya harus dipilih dengan suara terbanyak dalam jangka waktu 3 tahunan
3. Pengurus UPK bukan Monarchi (
Jabatan Seumur Hidup )
4. Pengurus UPK adalah Warga Negara
yang berhak untuk mendapatkan penghidupan yang layak.
5. Kami tidak alergi dengan Perubahan, sepanjang CARA dan TUJUANNYA benar sesuai nilai – nilai dan kaidah pemberdayaan yang dipedomankan.
Ttd
Pengurus UPK Jawa Tengah
KADO MANIS UPK, ULTAH YANG KE-9
DEMAK- BRI Cabang Demak mentargetkan penyaluran dana pinjaman tahun ini sebesar Rp 719 miliar. Jumlah tersebut meningkat sekitar Rp 200 miliar dibanding tahun sebelumnya. Tahun lalu dana pinjaman tersalur sebesar Rp 503 miliar.
Pimpinan Cabang BRI Demak, Handari Sakti mengatakan, besaran target tersebut untuk mendorong peningkatan perekonomian masyarakat Demak. Saat ini, laju pertumbuhan ekonomi Kota Wali tergolong pesat.
“Karena itu kami memberikan kemudahan untuk mengakses pinjaman modal,” katanya di sela-sela pengundian tabungan Simpedes semester I tahun 2012 di halaman kantor BRI Cabang Demak, kemarin. Pada pengundian tersebut, PNPM UPK Kecamatan Gajah mendapat hadiah utama berupa 1 unit Daihatsu Luxio. Hadiah tersebut diserahterimakan kepada pengelola UPK Gajah, Ali Rahmadin.
Selain hadiah mobil juga terdapat hadiah 12 unit sepeda motor, 16 unit TV LCD 32 inchi, 16 unit lemari es dan hadiah hiburan lainnya. Handaru Sakti menambahkan, hingga Agustus 2012, tercatat telah tersalur dana pinjaman sebesar Rp 578 miliar, dengan jumlah nasabah pemanfaat 24.091 orang.
“Selain proses dan prosedurnya mudah, administrasi pinjaman juga supermurah. Pinjaman di bawah Rp 50 juta, administrasinya hanya Rp 50 ribu ditambah dana asuransi Rp 50 ribu,” terangnya.
Dana Terhimpun
Sementara itu dana masyarakat yang terhimpun di BRI Cabang Demak sampai bulan kemarin sebesar Rp 560 miliar dengan jumlah nasabah sebanyak 118.001 orang. Untuk mendongkrak peningkatan nasabah, BRI telah menambah jaringan unit kerja ke seluruh kecamatan dan desa.
Hingga kemarin terdapat 54 jaringan yang meliputi 1 kantor cabang, 15 BRI Unit, 12 Teras BRI, 25 ATM dan lainnya.
“Saat ini bergabung dengan bank menjadi kebutuhan masyarakat. Sebab, berbagai fasilitas memudahkan mereka untuk memenuhi keperluannya. Seperti transfer dana, beli voucher dan berbagai pembayaran yang bisa lewat handphone,” katanya. (sumber SM;H1-39)
Sarasehan Mbangun Deso
Balai Pertemuan Kecamatan Gajah, 27 April 2012 dilaksankan Sarasehan Mbangun Deso yang diikuti pelaku tingkat desa mulai dari Tim Monitoring, Pengurus TPK serta Tokoh Masyarakat.
Sarasehan yang mengambil tema "Belajar Dari Pengalaman" ini bertujuan menyamakan persepsi dan sudut pandang yang berbeda serta manyatukan misi untuk suksesi program 2012.
Kami Berduka...
Selamat Jalan Bapak Pembangunan Demak
Drs. H. TAFTA ZANI, MM.
(Bupati Demak, 2006-2010 | 2011-2016)
(Sabtu, 17 Maret 2012)
SAYUR ORGANIK : Iskandar, petani Desa Banjarsari Kecamatan
Gajah memberikan keterangan seputar bertanam sayur organik kepada Bupati Demak
H Tafta Zani dan Camat Gajah Hj Supriyatiningsih
DEMAK-Unit Pengelola
Kegiatan (UPK) PNPM Kecamatan Gajah melirik sistem pertanian yang diberi
pemupukan organik (nonkimiawi) untuk memberdayakan perekonomian warga dan
petani. Pasalnya sistem
pertanian menggunakan pemupukan organik dipandang berbiaya rendah sehingga
hasilnya lebih menguntungkan petani. Adapun sistem pertanian yang dilirik
berupa pemanfaatan kumbung sayur atau
pembudidayaan tanaman sayuran di dalam tempat khusus model tabulampot.
‘’UPK Gajah memilih
pemanfaatan kumbung sayur atau pembudidayaan tanaman sayuran di dalam
rumah-rumahan khusus. Tanaman yang disemaikan menggunakan kumbung bisa beragam
sesuai keinginan petani ataupun menyesuaikan musimnya,’’ ujar Ketua UPK Adib
Muhtar SE, di sela-sela acara launching Kumbung Sayur di Desa Banjarsari
Kecamatan Gajah baru baru ini.
Acara tersebut
dihadiri Bupati Demak Drs H Tafta Zani MM, Kepala Bappermas KB H Bambang
Susetyarto SIP, Plt Kepala Disperindagkop Drs H Eko Pringgolaksito MSi, Camat
Gajah Hj Supriyatiningsih dan
Kades Banjarsari
Setyo Pamungkas ST.
Disebutkan melalui
kumbung sayur dengan sistem pemupukan organik petani akan bisa memproduksi
sayuran organik yang bernilai jual tinggi. Pangsa pasarnya adalah masyarakat
perkotaan yang sekarang
gemar mengonsumsi
sayuran organik. Sayuran yang tak terlalu banyak memakai pupuk kimia dipandang
lebih menyehatkan untuk dikonsumsi.
UPK Gajah sedikitnya telah menyalurkan bantuan
senilai Rp 30 juta untuk pembuatan sebanyak 40 unit kumbung tahun lalu. Jumlah
itu disebarkan untuk petani di sebanyak delapan desa. Lantaran program kumbung
dianggap berhasil maka UPK mengucurkan anggaran tambahan senilai Rp 60,4 juta
di 2012. Anggaran itu untuk pembuatan puluhan kumbung sayur di 10 desa lainnya.
Bupati Tafta Zani menyatakan dukungannya terhadap peluang pemanfaatan pertanian
organik menggunakan metode kumbung sayur. Namun diungkapkan petani diminta tak
sebatas mengembangkan kualitas tanaman melainkan butuh mengemas produk yang
dimilikinya. Alasanya, dengan kualitas prima masih ditambah kemasan bagus maka
harga jual setidaknya nya akan melambung. [SM 02/2]
Langganan:
Postingan (Atom)